Oh,
baiklah.
Bertemu
lagi dengan saya yang selalu hadir di saat yang tepat ini. Kali ini saya akan
membahas sebuah hal yang mungkin sering kita alami dalam hidup, atau bahkan
jadi masalah wajib bagi setiap orang.
Jadi,
mari kita mulai…
Sista
dan Brothe semua pasti sering berjumpa dengan pilihan, kan? Silakan dijawab:
A. Jika IYA, maka silakan Anda lanjutkan
membaca
B. Jika
TIDAK, maka berhentilah membaca,
atau tinggalkan halaman ini.. haha >_< enggak lahhh, saya nggak sekejam
itu kokk :p
Dalam hidup,
pasti kita selalu dihadapkan oleh suatu masalah, entah itu masalah yang
berkaitan dengan pilihan, masalah yang dihadapkan pada kewajiban, atau masalah
yang menjadi penghalang kita melaksanakan tujuan kita. Tapi, dari pengamatan
yang saya amati (kalimat tidak logis, hehe) kebanyakan orang banyak yang
frustasi dengan pilihan yang mengahadang mereka. Ketika menghadapi pilihan,
jujur saja, biasanya kita akan minta bantuan pada saudara, teman, atau tokoh
masyarakat untuk memberikan pandangan pada pilihan-pilihan itu. Pilihan memang
terkadang menyakitkan, seperti halnya kejujuran. Tapi saya yakin tidak
selamanya pilihan itu menyakitkan, menyusahkan, atau berisi penyesalan. Sekali
lagi jika kita mau bersyukur dan melihat pilihan yang telah kita ambil itu
dengan “sudut pandang yang lain” (wahh.. kaya kata-katanya Tadashi Hamada dalam
film Big Hero 6 nih), kita akan temukan jawaban dari kegalauan hati
Saudara-saudara.
Sekedar contoh
saja. Dulu, saya bersekolah di SMA “A”. Ketika pemilihan jurusan di kelas X,
tes IQ saya sebenarnya menyarankan agar saya memilih jurusan ipa, tapi saya
memang saya. Bukan saya kalau tidak mengambil keputusan yang kontroversi. Saya
dengan mantap memilih jurusan ips. Akhirnya sekolah meng-acc saya masuk ke ips.
Tapi, saat kenaikan kelas, saya dan keluarga sepakat untuk pindah dan mengirim
saya ke SMA lain, sebut saja SMA “B”. Teman saya bersikeras agar saya tidak pindah.
Dan kun fayakun. Saya pindah sekolah. Sempat saya mengalami
penyesalan-penyesalan setelah saya mengambil keputusan untuk pindah sekolah
dari SMA “A” ke SMA “B”, karena yang pertama saya lihat adalah kesan-kesan yang
tidak sebaik di sekolah sebelumnya. Tapi toh saya sudah pindah, saya akan tetap
di sekolah baru saya sampai saya lulus *aamiin. Jadi, yaa saya nikmati apa yang
menjadi keseharian di sekolah baru saya. And you know what? Saya sangat sangat
bersyukur karena diberi kesempatan untuk bersekolah di SMA “B”, saya bersyukur
sekali karena Tuhan memperjalankan saya sampai di sekolah “B”. Semester pertama
saya bersekolah di SMA “B”, saya bisa meraih rangking parallel 1. Selain itu,
SMA “B” menerapkan Bahasa Arab sebagai bahasa asingnya. Tentu ini berbeda
dengan SMA saya sebelumnya. Ini adalah ranah baru yang sayang untuk saya
lewatkan. Tepat sekali dengan jiwa saya yang menyukai tantangan. Memang saya
membayar mahal untuk bersekolah di SMA “B”, tapi saya kira itu sebanding dengan
pengetahuan akademis dan terapan yang saya peroleh. Termasuk pelatihan
membatik. Saya jadi bisa dan tahu seperti apa membatik tangan yang sebenarnya,
tidak hanya sekedar mendengar dari mulut ke mulut. Di samping itu, saya juga
semakin kaya dengan ilmu seni. Jika di SMA sebelumnya saya pernah masuk ke
pelajaran seni rupa, di SMA baru, saya justru belajar seni musik. Sungguh ini
perjalanan yang mengesankan. Pengetahuan saya semakin kaya.
Jadi, apa Anda
bisa mengambil kesimpulan dari cerita saya? Ohh, baiklah. Saya perjelas.
Pilihan bukanlah
hukuman mati ataupun bom yang siap meledak. Pilihan sebenarnya adalah pelajaran
untuk kita jadi lebih berharga, lebih dewasa, lebih berwawasan, dan lebih dari
apa yang pernah kita lakukan. Semakin pilihan itu sulit, semakin dewasalah
Anda. Keputusan akhir pada pilihan yang Anda ambil akhirnya itulah yang pada
dasarnya merupakan suara hati yang mengerucut. Come on, Guys! Hidup kita tidak
selamanya untuk dipilih, tapi kita juga harus memilih. Kita harus berani
menaklukkan segala resiko yang akan terjadi. Pilihan yang akan kita ambil
bukanlah apa yang orang lain katakan baik untuk kita. Melainkan adalah apa yang
kita anggap benar yang berguna untuk kita sendiri dan orang lain. Pilihan yang
kita ambil tidak selalu meniru apa yang kebanyakan orang sukses lakukan. Tapi menentukan
pilihan adalah apa yang ingin kamu tekuni, cintai, dan terima.
So, apapun
pilihan di hadapanmu, berapapun banyaknya, sesulit apapun masalahnya,
hadapilah. Tegaslah. Tekuni. Maka kita akan temukan hal-hal unik, baru, dan
menyenangkan dari semua kepahitan, kekecewaan, dan penyesalan yang pada awalnya
sempat kita rasakan.
Thanks for
Reading. ~FAS~
Comments
Post a Comment
Komentarlah dengan sopan. Tidak mengandung SARA. Komentar yang berisi link aktif akan dihapus dan dianggap sebagai spam